Sabtu, 23 Oktober 2010

Berbalut Hujan Rindu

Berbalut Hujan Rindu

August 18, 2010 by Rennamoetzz
Filed under Tema Cinta

Langit seakan menyerpih menjadi buliran-buliran bening yang segar
Melihatkah engkau hal yang sama?
Aroma tanah menyeruak lembut membelai udara yang terhirup tubuh
Menciumkah engkau baunya?

Entah berada dimana dirinya
Tak tampak pandang walau hati terus mengenang
jauh mungkin ia dari sini
tapi risau selalu tertinggal dalam diri

Rasa ini, cinta ini, rindu ini mengapa terus mengepung hati dan kepala
Ingin dibuang jauh jauh dari tempatnya, tapi hati tak kuasa
Terus mengiba pada Tuhannya bertemu dengannya
menahan dan terus tertahan tak ada yang bisa membawa berjumpa

alangkah gembira balon di tangan
menatap kelebat dirinya dalam keheningan
mencipta sekulum senyum indah tak terperikan
harapan ia membalas pandangan
menghembus perlahan dalam badan

oh, Tuhan betapa indah kau ciptakan dunia beserta isinya
dan jantungpun berdegup-degup tak biasanya
langkahnya, alunan lengannya, dan kharismanya
membelenggu jiwa ini hingga tak bisa berlari
menghambat otak jadi tak kreatif
lalu ia mendekat, mulut tetap kerkatup diam
ia tawarkan sebuah sapa menggetarkan hanya 5 huruf
sekulum senyum dibalaskan atasnya
berlalulah ia menyongsong suatu yang lainnya
langkahnya, alunan lengannya, dan kharismanya
masih tersasar dalam sepetak kecil sanubari
meninggalkan sesal menyakitkan tanpa sejenakpun saling melepas kata

Cinta mengendap dan sering mengaburkan pandang
menggelapkan hati, dan mencacah dada..
sesal tertinggal berkawan dengan cinta untuknya
maka lahirlah seorang pesimistis
mengambil alih kuasa, dan meniup-niupkan hawa negatif
memerintah kemunduran, kemudian mendahului wewenang Tuhan
bahwa jodoh, mati, dan rejeki itu prerogatif penguasa manusia

secercah cahaya baik hati yang tinggal jauh di dalam hati
tak kuasa menahan siksaan pesimisme
muncullah ia ke permukaan menebar keadilan
bahwa masihlah ada kemungkinan dirinya berbaur dalam cinta yang suci
bahwa jodoh, mati dan rejeki itu adalah hak prerogatif-Nya

Dan cinta pun menggeliat bangkit di tengah malam
bercengkrama dengan bulir-bulir air,
memanjatkan titian iba dan pinta,
merayakan lepasnya dari jerat lekat seorang pesimis dalam dua yang

ringan,
tersebut namanya dalam romansa dengan sang pencipta,
Oh Tuhan, bolehkah aku menjadi miliknya?
Aku sangat mencintainya…

Rabu, 27 Mei 2009

Mengenangmu

Mengenang 100 Hari Kepergian Mama Tercinta " Martina Retno Dewi"


Terasa kurang heboh saja tanpa kehadiranmu

Kala itu Fajar masih juga enggan keluar dari dekapan sang Malam

Bagai mimpi saat aku mendengar kabar kepergianmu

Airmata meleleh dipipi cerminan tangis di hati …….


Tak percaya …..

Tak percaya... benarkah kau pergi secepat ini

Masih terdengar tawa riang candaanmu …..

Masih mengalun suara nyanyianmu …..

Masih tergetar semangatmu...


Dalam sakitmu, engkau masih juga memikirkanku

Engkau tak lupa menasehati & memperhatikanku

Engkau selalu siap menjadi tumpuan jawaban bila aku perlu

Engkau selalu berusaha menjadi Wonder Women idolaku


Kini……. 100 hari sudah engkau kembali pada Sang Khaliq

Tiada lagi teman tempatku bertanya seperti dulu

Tiada lagi mama yang sekaligus menjadi Sahabat sepertimu

Tiada lagi canda tawa tulus khas sapaan darimu…….


Tapi ….aku ikhlas melepas kepergianmu

Aku yakin Tuhan akan menjagamu

Tuhan sangat mencintaimu

Nasehat, ketegaran & semangatmu akan terus menjadi tauladan bagiku

Pergilah Mamaku Tersayang, ….

Pergilah...

Temuilah Kekasih Sejatimu !


Selamat Jalan ………. Ibu!

Selamat Jalan ………. Mama !

Selamat Jalan ………. Ibu Kucingku !

Selamat Jalan ………. Wonder Womenku!!!!!


Tunggulah Aku disana

Tunggulah aku...

Tunggulah aku di alam Keabadian...



Ya ALLAH

Ampunilah segala dosa-dosanya

Limpahkanlah Rachmat kepadanya

Hapuskanlah segala kesalahannya

Muliakanlah tempatnya & Lapangkanlah pintu baginya

Maafkanlah segala kekhilafannya

Amin Ya Robalalamin !

Malang, 28 Mei 2009